Era
informasi adalah sebuah keniscayaan. Hal itu ditandai dengan munculnya blogging
dan microblogging. Sebagai penanda jaman, rasa-rasanya tak ada seorang manusia
yang tak bersentuhan langsung dengan internet. Baik sekedar mencari informasi,
ber-medsos ria, nge-blog, sampai hanya digunakan untuk mengunduh video porno.
Namun, dari
uraian diatas hanya satu yang merepresentasikan seorang manusia utuh. Yakni
penggunaan media sosial. Mengapa disebut demikian? Karena dibalik sebuah akun
media sosial ada nyawa, darah, dan hati seorang manusia utuh. Akun media sosial
tersebut adalah perwakilan dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan.
Terutama
generasi muda, minimal mereka memiliki sebuah akun media sosial. Bisa facebook,
twitter, instagram, atau lainnya. Bahkan, mereka yang tergolong pemakai aktif
bisa memiliki semua akun media sosial. Lalu, akun medsos itu saling terhubung,
begitu ia membuat sebuah kiriman, baik berupa status atau foto maka kiriman
tersebut juga terposting di akun media sosial lainnya. Misalnya, ia mengirim
foto di instagram, maka foto tersebut terkirim juga di facebook dan twitter.
Nilai
butuhnya menjadi bertambah, jika dulu kebutuhan pokok hanya berupa,
sandang-pangan-papan-obat, maka sekarang internet menjadi kebutuhan pokok
kelima. Saat ini ada kebutuhan untuk selalu terhubung, bahwa tanpa kuota
internet kita menjadi orang yang gagap tekno dan tertinggal dengan informasi
yang berkembang.
***