Ads
Aksi NO RUNTAH Bareng Kuli Ginseng
Halo Waris
Kulitugu, berangkat dari kegelisahan di Desa Tugu, Kec. Sliyeg Kab. Indramayu
yang seolah-olah acuh dengan lingkungannya. Kami Kulitugu Foundation bareng
Kuli Ginseng ingin berbuat sesuatu untuk penyelamatan lingkungan desa.
Mengapa sih
lingkungan harus diselamatkan? Mari kita pahami dulu prinsip etika lingkungan.
Sehingga pertanyaan tadi nggak usah kami jawab. Kalian akan bisa menjawab
sendiri.
Prinsip-prinsip
etika
lingkungan antara lain adanya penghormatan alam, tanggung jawab,
solidaritas, peduli, tidak menyakiti, dan hidup sederhana. Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta.
Tanggung
jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara
nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
Sedangkan solidaritas
merupakan prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan
dengan alam dan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan. Hal itu tak lain agar tidak mengharapkan balasan,
tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
Selanjutnya
kita tidak merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab
terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan merugikan alam secara tidak
perlu. Setelah tidak menyakiti alam seharusnya perubahan pola konsumsi dan
produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena
selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia.
Prinsip-prinsip
dari etika lingkungan itu sendiri memiliki fungsi sebagai pegangan dan tuntunan
bagi perilaku kita dalam berhadapan dengan alam. Beberapa aksi dari Kulitugu
Foundation sudah mulai melakukan hal-hal dalam prinsip etika lingkungan
tersebut dalam mewujudkan cinta mereka terhadap bumi.
Apa aja sih
yang Kulitugu Foundation udah lakuin sebagai aplikasi dari prinsip etika
lingkungan dalam bentuk kegiatan dan kampanye? Salah satunya kami kerjasama
dengan Kuli Ginseng, yakni perkumpulan TKI/TKW Korea yang berasal dari Desa
Tugu.
Kami gelisah
melihat kenyataan di desa, bahwa sampah dibuang sembarangan sampai-sampai kali
irigasi yang membelah desa kami penuh dengan sampah. Kami bersama-sama ingin menjaga lingkungan dan
mengingatkan kembali semua masyarakat untuk kembali menghargai dan mencintai
bumi.
Seperti
kasih ibu yang hanya memberi tak harap kembali, begitu juga kami. Kita
melakukan aksi dan kampanye kepada masyarakat sebagai wujud cinta terhadap
lingkungan secara langsung menjaga dan menyayanginya. Tuhan sudah kasih bumi
yang sungguh luar biasa. Dan itu cuma-cuma loh. Jadi, kita bertugas untuk
menjaganya.
Sadarkah
kita terlalu sering menggunakan kantong plastik dan juga membeli minuman
kemasan di mana menyisakan sampah yang dapat merusak lingkungan? Dalam rapat,
bukan sih terlalu formal lah. Kami menyebutnya “tuker pikiran” banyak saran dan
masukan yang muncul.
Dari gagasan
yang masuk, akhirnya kami menyepakati untuk membeli tong sampah dan melakukan
kampanye sosialisasi penyortiran sampah organik dan non-organik. Agar habit ini
menjadi karakter kuat, kami lebih suka sosialisai kepada anak-anak. Sebab
mereka adalah generasi penerus.
Kesepakatan
itu berbuah pembelian 18 tong sampah dengan target 9 murid sekolah. Jika kalian
anggap ini sebuah aksi yang penting, uluran donasi kalian sangat membantu
perbaikan generasi pada masa yang akan datang! Mari bergabung dengan kami!
Via
Ads
Posting Komentar