![]() |
Topeng Klana Udeng |
Tari Topeng Klana Udeng salah
satu dari keunikan Tari Topeng gaya Indramayu, kreasi dari Mimi Rasinah. Sosok
maestro yang bukan saja pelestari dari tari topeng yang diajarkan oleh
leluhurnya. Namun juga telah menciptakan banyak tari kreasi, beliau pencipta
tarian tradisi di tahun 70'an bersama suaminya Dalang Mamat atau Ki Amat,
berdua mengabdikan diri sebagai pelatih tari dan gamelan di Pendopo Indramayu.
Kala itu semua anak pejabat
PU dan anak Bupati diajari menabuh gamelan dan tari. Selanjutnya beliau pun mengajarkan
semua ilmunya itu di sanggar miliik Bapak Murba Wisesa di dekat Kalen Tahu
Karangturi atau Jalan Yos Sudarso.
Ki Tapa Kelana sendiri kala
itu termasuk murid beliau dikala kecil. Kepiawaian Mimi Rasinah selain
menciptakan tari tani, tari nelayan dan tari serimpi, juga mencipta tari topeng klana udeng. Menurut beliau tari topeng klana ini mengisahkan kesiapan Rahwana
ketika maju perang.
Logikanya ketika seorang
manusia hendak menunaikan tugas negara untuk mencapai apa yang diinginkannya
tidak menggunakan mastaka, atau mahkota raja. Udeng itu adalah sebentuk kain
yang dililitkan di kepala.
Kain yang memberi tanda bahwa
dirinya telah siap menghadapi apapun yang akan menghalang-halangi kehendaknya.
Klana Udeng pada penggunaan kedoknya sama menggunakan Kedok/topeng Klana.
Hanya saja ada gerakan yang
tak dimiliki oleh penari topeng Klana lainnya. Dimanapun Gerakan itu adalah
gerakan memutarkan kepala sembari tubuhnya mengikuti gerakan 360 derajat. Untuk
yang tidak terlatih dan belum meningkat pada kesadaran linuwih, seorang penari
selihai apapun belum tentu bisa menggerakkannya.
Ciri khas Tarian Klana Udeng
yang memutar ke depan dan ke belakang bahkan mirip kayang. Hal ini karena
tarian ini harus dipahami dulu makna dan filosofinya, serta ditingkatkan dulu
kesadarannya sampai puncak.
Gaya memutar dengan
keseimbangan penuh yang dilakukan Mimi Rasinah ini laksana penari rummi
berputar tak kenal pusing dan jatuh karena memiliki kesadaran dan kekhusuan
sepenuh jiwa raganya. Dalam konteks gerakan seperti ini, sebagai manifestasi
bentuk reaksi diri, manakala membentengi dirinya agar menjadi kokoh, kuat dan
semakin menguat. Dalam istilah ajaran Hindu-Budda dikatakan Tiwikrama.
Mengubah diri menjadi besar.
Yang melihat akan menyaksikan sesuatu kekuatan yang maha dasyat. bisa berupa
raksaksa atau gulungan besar. sedang pada diri si penari yang ada adalah
kesatuan hati dan manunggalnya rasa menjadi segenap cahaya yang meliputi
dirinya.
Selain hal diatas, ciri
lainnya Klana Udeng adalah warnanya yang merah maroon, tidak memakai
jamangan/praba, bergodeg (jambang), kostumnya warna merah, dan tidak pakai
sobra, hanya memakai udeng saja di kepala saja.
Karakter topengnya sih tetap
sama seperti topeng klana biasa; marah, mabuk, murka, dan tidak bisa
mengendalikan hawa nafsunya. Demikianlah, tulisan tentang topeng klana udeng
yang singkat ini. Jika, ada yang tahu dan lebih memahami, mohon tambahan
informasinya.
***
Sumber :
Wawancara dengan Narasumber
Ki Tapa Kelana
Sanggar Jaka Baru Gadingan
Indramayu, Shadim Aditya.
Posting Komentar
Posting Komentar