legenda
Asal-usul Desa Cadangpinggan
![]() |
Ilustrasi suasana desa pada akhir tahun 60'an. Sumber : KITLV |
Menurut
catatan yang didapat dari hasil kekandaan, sekaul kanda pada jaman masih
hutan belantara wilayah ini masih daerah Ki Ageng Patih Semi, waktu babak sengka
dengan cara dibakar sehingga daerahnya luas sampai ke perbatasan dengan Ki
Ageng Tersana dan daerahnya meliputi blok Jati Suling, blok Bajangan, blok
Kumang, dan blok makam Bata.
Pada
waktu perang galuh, Ki Ageng Semi telah gugur dan potongan kepalanya di gantung
di alun-alun kerajaan Galuh, sehingga berita kematian terdengar oleh sang istri
Nyi Patih Semi maka ia cangcut taliwanda ikut melacak berita itu, dan
keberangkatanya Nyi Ageng Patih Semi itu disertai dengan binatang piaranya
yaitu berupa seekor kucing dengan nama kucing Jebo.
Nyi
Patih Semi berangkat menyamar menjadi pedagang trasi, setelah lama mencari
posisi kepala suaminya. Singkat cerita kepala tersebut ditemukan, kemudian dia
memerintahkan kucingnya untuk mengambil kepala tersebut. Terus dibawa ke arah
utara sampai tapal batas dengan tanah Ki Ageng Tersana. Sampai sekarang, kuburan
Ki Ageng Patih Semi ada disitu, kompleks pemakamannya disebut kuburan rancang.
Sekarang posisinya berada dalam wilayah administrasi Desa Tersana. Karena
ketokohan dan jasanya, sampai sekarang warga ujung semi masih sering berziarah
ke makam Ki Ageng Semi.
Cerita
selanjutnya diketahui bekel yang menjabat pecantilan-pecantilan yang ada. Bahwa
Bekel KI Jasmi sebagai bekel Makam Bata, Bekel Ki Mangun bekel Jatisuling, dan
Ki Resep sebagai Bekel Bajangan.
Perang
Tanding Nyi Mas Gandasari Dengan Ki Ageng Pekandangan
Pada
waktu perang tanding antara Nyi Mas Gandasari dengan Ki Ageng Pekandangan dalam
rangka sayembara maka Nyi Mas Gandasari terdesak sehingga mundur sampai kearah
Wana Kajir, Kalentanjung, Cadangpinggan, Pondok Asem, Jengkok Jambe, dan
seterusnya. Dikala sampai ke daerah Cadang Pinggan Nyi mas Gandasari dalam
keadaan haus dan kebingungan mencari air.
Pada
saat itulah Nyi Mas Gandasari menghentakkan kakinya sehingga menjadi cekungan
dan keluar airnya. Nyimas Gandasari pun terheran dan kaget, melihat ada air
yang keluar. Ia pun harus pergi ke pecantilan, untuk menyiapkan wadah saat
airnya keluar. Kemudian Nyi Mas Gandasari pergi ke pecantilan Makam Bata yang
dipimpin oleh Bekel Ki Jasmi.
Nyi
Mas Gandasari akhirnya dikasih mangkok batu, selanjutnya beliau kembali ke
cekungan tadi. Dihentakkan kembali kakinya, keluarlah kembali airnya. Namun
kali ini bisa diwadahi dengan mangkok batu tadi. ia pun meminumnya dengan
mangkok tersebut. Sumur ini kemudian dikenal dengan sebutan Sumur Kaniyaya (bersusah
payah). Letak pecantilan tersebut membujur dari arah barat ke timur menelusuri
pembuangan kali Guwa.
Pada
waktu itu dihuni hanya beberapa orang saja dan keadaanya tidak menguntungkan
karena sering dilanda banjir pada musim hujan. Melihat kondisi seperti ini rakyat pecantilan
akhirnya rapat, dipimpin oleh Bekel Jasmi. Hasil rapat disepakati bahwa
pecantilan harus pindah ke arah selatan. Jalur itu ditempuh dengan jalan
setapak, karena berada di bibir hutan. Pecantilan ini kemudian berubah nama
menjadi, Sura Wana, sura yang berarti berani, wana adalah hutan. Orang-orang
yang berani mendekati hutan.
Pecantilan
Sura Wana hingga sekarang penduduknya memanfaatkan sumur kaniyaya sebagai air
minum dan sumur keramat ini tidak pernah kering walaupun di musim kemarau. Letaknya
membujur ke selatan dan ke utara.
Asal-usul
disebut Desa Cadangpinggan
Dikarenakan
kejadian yang demikian susah payah harus mempersiapkan mangkok batu, hanya
sekedar untuk mengambil air untuk minum. Nyimas Gandasari pun, kocapa
benjang dadi ramehe jagat lan akehe wong ning pecantilan puniki, kados diarani
Cadang Pinggan. Kelak besok jadi desa yang rameh dan banyak penduduk desa
ini harus dinamakan desa Cadang Pinggan. Cadang dimaknai dengan menyiapkan,
pinggan adalah nama lain dari mangkok batu. Desa Cadangpinggan berbatasan
sebelah barat wilayah Ki Ageng Tersana, sebelah utara perbatasan dengan Ki
Ageng Temu Ireng, dan sebelah timur perbatasan dengan ki Ageng Pondok Asem.
Kuwu-kuwu
Desa Cadangpinggan
- Kuwu Kalijah
- Kuwu Suwi
- Kuwu Jamen
- Kuwu Kalijem
- Kuwu Markumi
- Kuwu Asiyah
- Kuwu Kalama, Kuwu inilah yang hanya 1 tahun dan seterusnya digabung dengan Jengkok dan Tersana, karena dianggap kurangnya penghasilan.
- Kuwu Surjan, kuwu inilah yang pertama kalinya yang daerah kerjanya meliputi Jengkok dan Tersana, dan mulai Hutan jati dicacah resmi.
- Kuwu Cakul, dan juga tudak lama hanya 3 tahun dan kuwu yang melaksanakan Klisiran/klantingan.
- Kuwu Nakilah juga menyelesaikan klasiran/klantingan dari tahun 1929 sampai tahun 1946.
- Kuwu Kariman menjabat kurang lebih pada tahun 1946 dan tidak disahkan karena kaarena tidak memenuhi korum, disebabkan hak pilih dari Jengkok dan Pondok Asem banyak yang tidak mengunakan hakpilihnya.
- Kuwu Kasem pada tahun 1947, sampai tahun 1952. kuwu inilah yang melaksanakan pemilihan Kisman untuk mengesahkan dimekar dengan Jengkok (Kisman) dibagi dua/dimekar.
- Kuwu Tasma pada tahun 1953 sampai tahun 1955.
- Kuwu Rayim pada tahun 1956 sampai tahun 1960.
- Kuwu Dulyaman pada tahun 1960 sampai tahun 1964.
- Penjabat Kuwu Jaenal pada tahun 1965 sampai tahun 1966.
- Kuwu Muchamad Fatoni dari tahun 1966 sampai tahun 1970.
- Penjabat Kuwu Nakiyah dari tahun 1970 sampai tahun 1974.
- Kuwu Nakiyah pada tahun 1974 sampai tahun 1983.
- Penjabat Kuwu Suma Sulyani pada tahun 1984.
- Kuwu Dasimah pada tahun 1984 sampai tahun 1993.
- Kuwu Sunadi pada tahun 1993 sampai tahun 2002. adalah kuwu yang berhasil mendirikan masjid Nurul Islam.
- Kuwu Didi Supardi dari tahun 2002 sampai tahun 2012. adalah kuwu yang telah melaksanakan pemekaran desa Gedangan dengan desa Cadangpinggan pada tanggal, 20 Agustus 2009 sekaligus mengesahkanya.
***
Sumber
: catatan dari Achmad S. Telah disepakati oleh para sesepuh, tokoh masyarakat,
dan Alim Ulama, dan disahkan pada hari Jum’at tanggal 03 Maret 1989 oleh Kuwu
Cadangpinggan Dasimah.
****
Meneer
Panqi
Penulis,
pemerhati budaya, dan konsultan media kreatif. Fokus dalam social movement
untuk Indonesia Creative. Banyak bekerjasama dalam dunia branding,
design, dan media sosial.
Via
legenda
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus