proses kreatif
JL merupakan akronim dari John Liuno. “JL The Pop of Tarling” juga bisa diterjemahkan dalam kata kunci tarling rasa pop. Tidak hanya rasa tarling yang akan dinikmati, tapi juga rasa pop. Karena itu, akronim “JL” juga semacem do’a dan harapan, bahwa lagu-lagu yang dilempar ke pasaran pasti “JL – Jaminan Laris”.
JL - Jaminan Laris
JL merupakan akronim dari John Liuno. “JL The Pop of Tarling” juga bisa diterjemahkan dalam kata kunci tarling rasa pop. Tidak hanya rasa tarling yang akan dinikmati, tapi juga rasa pop. Karena itu, akronim “JL” juga semacem do’a dan harapan, bahwa lagu-lagu yang dilempar ke pasaran pasti “JL – Jaminan Laris”.
Bentuk “JL”
yang simetris terinspirasi dari tuntutan sebuah musik. Harus seimbang, harus
harmonis. Musik itu mengajarkan, bagaimana menyusun serangkaian nada dan suara
agar enak didengar dan selaras? Sedang bentuk lingkaran, selain menggambarkan
universalitas juga sebagai simbol bersatunya dua genre musik, pop dan tarling.
Terakhir,
bentuk garis bawah yang semakin membesar dari kiri ke kanan. Itu fakta dalam
dunia showbiz, yang penuh tantangan dan saingan. Juga penegasan bahwa kebesaran
“JL” itu melalui proses. Bukan sesuatu yang instan. Dari kecil hingga menjadi
besar.
Warna hitam
menggambarkan kekuatan dalam mencapai tujuan –konsistensi. Sedang jingga
melambangkan konsep hiburan yang menyenangkan bagi para pecinta musik.
***
Meneer Panqi
Penulis,
pemerhati budaya, dan konsultan media kreatif. Fokus dalam social movement
untuk Indonesia Creative. Banyak bekerjasama dalam dunia branding, design, dan
media sosial.
Via
proses kreatif
Posting Komentar