![]() |
Pengemis Era Kolonial Belnada. KITLV, 1910. |
Dimana
ada pengemis, disitulah ada orang-orang kaya. Sejak dahulu, budaya ngemis
tumbuh di daerah yang sebagian besar dibilang masyarakatnya makmur.
Anak
bangsa dan anak negeri ini sudah lama bermental pengemis, penjilat, dan tidak
mandiri. Berpangku pada orang lain. Saat ia kena tilang polisi, ia minta
bantuan sama saudaranya yang polisi.
Saat
anaknya ingin masuk sekolah negeri, ia minta bantuan temannya yang menjadi
kepala sekolah. Begitu saja, seterusnya. Ini terjadi pada semua lini kehidupan.
Rakyat
sudah capek dengan kemiskinan. Wakil-wakilnya di pemerintahan sejak jaman
cindil abang, tak pernah menyuarakannya.
Jaman
kerajaan Hindu-Budha para rajanya sibuk membangun candi. Saat jaman Islam sibuk
dengan peperangan, perang melawan Belanda ataupun dengan kekuasaan absolutnya.
Setelah
merdeka, meski sudah berganti tiga kali orde, dari lama, baru dan reformasi
para pemimpinnya hanya sibuk bertengkar dan korupsi.
Foto
ini, amat yakin sampai 100 tahun lagi masih akan kita dapati di negeri ini.
Kelak sepeninggal aku dan kalian. Percaya atau tidak?
***
Meneer Panqi
Penulis, pemerhati budaya dan konsultan media kreatif.
Posting Komentar
Posting Komentar