Ads
Cara Membedakan Aneka Mutu Beras
Saya pernah membuat status bahwa meski jatah raskin Indramayu itu tinggi, peruntukan raskin itu tidak untuk dimakan namun untuk kondangan. Status ini banyak memancing komentar, hampir 100% semuanya setuju dengan pernyataan saya. Dari sekedar status humor yang saya lempar di akun facebook tersebut ada hal yang bisa disimpulkan, yakni konsumen cerdas.
Dewasa ini memang tren masyarakat cenderung pilih-pilih dengan produk yang dibelinya. Artinya apa? Konsumen sudah cerdas. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dua penyebabnya, satu orang-orang jaman now telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi pendahulunya. Kedua, daya beli masyarakat naik, golongan gembel berkurang naik kelas.
Generasi terdidik akibat wawasannya yang luas mengakibatkan ia tak sembarang membeli produk. Mereka teliti betul, ada SNI ngggak? Ada BPOM RI nggak? Ada label halal nggak? Dan tentu lebih menyukai produk organik tanpa pengawet. Secara jangka panjang memang akan memiliki efek buruk, generasi jaman now lebih memilih kualitas dalam membeli.
Nggak hanya itu, tren pilih-pilih produk juga disokong oleh penghasilan mereka yang naik kelas. So, urusan harga jadi nomor sekian. Nah, balik lagi soal beras. Di Indramayu untuk kualitas beras hanya dibagi menjadi tiga, yakni beras lebuh [raskin], beras kawak, dan beras anyar.
Beras yang biasa ditemui di pasaran memang memiliki jenis berbeda-beda. Berdasarkan informasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), beras terbagi atas 4 klasifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu beras, yakni premium, medium I, medium II, dan medium III. Berikut cara membedakannya.
Pertama, segi warna. Beras medium memiliki warna yang lebih semu (buram) dibandingkan dengan beras premium. Kedua, dari sisi butiran yang patah (broken). Beras medium memiliki tingkat kepatahan lebih tinggi yakni di atas 10%. Sedangkan beras premium yang tingkat kepatahannya hanya 0-10%.
Ketiga, kerap kali ditemukan pada beras medium bulir beras yang bercampur dengan kotoran, seperti batu atau gabah. Sebaliknya, kotoran-kotoran semacam itu tidak ditemukan di beras premium. Terakhir, dari kualitas nasi yang dihasilkan, beras premium memiliki tampilan nasi yang lebih pulen dan rasa yang lebih nikmat dari beras medium.
Nah, sudah paham kan perbedaannya? Daripada repot menilai kualitas beras, PD BWI punya produk aneka beras. Dari medium sampai premium, yakni merek Beras Tiga Tungku dan Beras Pulen BWI. Untuk harga beras tersebut dibandrol dengan harga Rp. 12.500/kg [premium] dan harga Rp.9.400/kg [medium].
***
Dewasa ini memang tren masyarakat cenderung pilih-pilih dengan produk yang dibelinya. Artinya apa? Konsumen sudah cerdas. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dua penyebabnya, satu orang-orang jaman now telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi pendahulunya. Kedua, daya beli masyarakat naik, golongan gembel berkurang naik kelas.
Generasi terdidik akibat wawasannya yang luas mengakibatkan ia tak sembarang membeli produk. Mereka teliti betul, ada SNI ngggak? Ada BPOM RI nggak? Ada label halal nggak? Dan tentu lebih menyukai produk organik tanpa pengawet. Secara jangka panjang memang akan memiliki efek buruk, generasi jaman now lebih memilih kualitas dalam membeli.
Nggak hanya itu, tren pilih-pilih produk juga disokong oleh penghasilan mereka yang naik kelas. So, urusan harga jadi nomor sekian. Nah, balik lagi soal beras. Di Indramayu untuk kualitas beras hanya dibagi menjadi tiga, yakni beras lebuh [raskin], beras kawak, dan beras anyar.
Beras yang biasa ditemui di pasaran memang memiliki jenis berbeda-beda. Berdasarkan informasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), beras terbagi atas 4 klasifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu beras, yakni premium, medium I, medium II, dan medium III. Berikut cara membedakannya.
Pertama, segi warna. Beras medium memiliki warna yang lebih semu (buram) dibandingkan dengan beras premium. Kedua, dari sisi butiran yang patah (broken). Beras medium memiliki tingkat kepatahan lebih tinggi yakni di atas 10%. Sedangkan beras premium yang tingkat kepatahannya hanya 0-10%.
Ketiga, kerap kali ditemukan pada beras medium bulir beras yang bercampur dengan kotoran, seperti batu atau gabah. Sebaliknya, kotoran-kotoran semacam itu tidak ditemukan di beras premium. Terakhir, dari kualitas nasi yang dihasilkan, beras premium memiliki tampilan nasi yang lebih pulen dan rasa yang lebih nikmat dari beras medium.
Nah, sudah paham kan perbedaannya? Daripada repot menilai kualitas beras, PD BWI punya produk aneka beras. Dari medium sampai premium, yakni merek Beras Tiga Tungku dan Beras Pulen BWI. Untuk harga beras tersebut dibandrol dengan harga Rp. 12.500/kg [premium] dan harga Rp.9.400/kg [medium].
***
Via
Ads
Posting Komentar