![]() |
Tukang Becak. Foto/Istimewa |
Suatu waktu menjelang shalat taraweh, ada
lima orang berjalan menuju mushalla. Persis di depan mushalla ada motor
terjatuh yang dikendarai pak tua. Lima orang ini kemudian mendekat dan
membangunkan motornya. Mendekati pak tua, kemudian pamit mau shalat taraweh.
Konsentrasi lima orang ini adalah pahala
pribadi. Mereka menduga, toh nanti ada juga yang menolong pak tua tadi. Setelah
kepergian mereka, datang juga orang-orang yang akan shalat taraweh. Namun,
tetap nggak ada yang kasihan sama pak tua. Basa-basi lalu pergi.
Dalam keadaan seperti itu pak tua makin
bingung, ia nggak mungkin mengendarai motornya lagi. Karena tangan dan kakinya
cedera. Ia panik. Orang yang lalu lalang ke mushalla hanya memandangi dan
berlalu saja.
Dalam keadaan kritis tersebut kemudian lewat
tukang beca motor. Sambil ngerem dadakan ia pun menanyakan di mana rumah pak
tua? Desa Tegal Grubug jawab pak tua dengan tatapan mata berair bahagia.
Tukang beca dengan gemulai menuntun pak tua
naik ke beca dan mengantar pulang ke rumahnya.
Dari kisah ini, kita bisa melihat cara kerja
pahala pribadi dan pahala sosial. Lebih mulia mana, Anda sendiri yang
menjawabnya.
***