Politik
Fokus kajian HTI adalah siyasah Islam. Membangkitkan kembali kejayaan Islam lewat khilafah. Bagi mereka kekhalifahan terakhir adalah Ottoman, setelah kalah perang dunia pertama. Inilah penyebab kemunduran negara-negara Islam.
Spektrum politik yang digaungkan adalah supremasi Islam. Anti demokrasi, anti HAM, orang Islam cukup bayar zakat, non muslim dikenakan pajak. Kembalinya mata uang emas (dinar & dirham).
Konstitusi tertinggi adalah Qur'an dan Sunnah, lalu Qanun yang dibuat oleh Majelis Syura.
Sy mulai menjauh karena kesibukan kuliah. Juga jenuh, cuma berwacana. Sy pribadi juga tersinggung oleh pentolan aktivisnya, yg meledek daerah sy, Indramayu. Kabupaten miskin dan banyak RCTI (randa cilik turunan Indramayu).
Sy sempat saling menyanggah. Adu mulut, sempat berdiri dan ngajak tarung. Namun dilerai oleh teman.
So, balik ke laptop. Apa salahnya HT? Ormas ini berseberangan ideologi dengan Republik Indonesia. Tidak seperti seniornya, baik Agus Salim maupun M. Natsir lewat Syarikat Islam dan Masjumi yang berjuang mengadopsi hukum Islam tetep di bawah Pancasila.
Sewaktu masih sedikit anggotanya, HTI dibiarkan oleh rejim SBY. Belum merongrong wibawa negara. Ketika anggotanya semakin banyak, gerakan ini dianggap makin liar dan membahayakan, sehingga rejim Jokowi perlu membubarkannya.
Politik | Mengapa HTI dibubarkan oleh Pemerintah?
Sewaktu jadi mahasiswa di UNJ, sy pernah ikut kajian HTI. Aktivisnya lumayan banyak di kampus. Pernah sekali kunjungan juga ke maktab di Utan Kayu atau Rawamangun. Sy agak lupa, udah puluhan tahun berlalu.
Fokus kajian HTI adalah siyasah Islam. Membangkitkan kembali kejayaan Islam lewat khilafah. Bagi mereka kekhalifahan terakhir adalah Ottoman, setelah kalah perang dunia pertama. Inilah penyebab kemunduran negara-negara Islam.
Spektrum politik yang digaungkan adalah supremasi Islam. Anti demokrasi, anti HAM, orang Islam cukup bayar zakat, non muslim dikenakan pajak. Kembalinya mata uang emas (dinar & dirham).
Konstitusi tertinggi adalah Qur'an dan Sunnah, lalu Qanun yang dibuat oleh Majelis Syura.
Sy mulai menjauh karena kesibukan kuliah. Juga jenuh, cuma berwacana. Sy pribadi juga tersinggung oleh pentolan aktivisnya, yg meledek daerah sy, Indramayu. Kabupaten miskin dan banyak RCTI (randa cilik turunan Indramayu).
Sy sempat saling menyanggah. Adu mulut, sempat berdiri dan ngajak tarung. Namun dilerai oleh teman.
So, balik ke laptop. Apa salahnya HT? Ormas ini berseberangan ideologi dengan Republik Indonesia. Tidak seperti seniornya, baik Agus Salim maupun M. Natsir lewat Syarikat Islam dan Masjumi yang berjuang mengadopsi hukum Islam tetep di bawah Pancasila.
Sewaktu masih sedikit anggotanya, HTI dibiarkan oleh rejim SBY. Belum merongrong wibawa negara. Ketika anggotanya semakin banyak, gerakan ini dianggap makin liar dan membahayakan, sehingga rejim Jokowi perlu membubarkannya.
***
Via
Politik
Posting Komentar