Banci
itu nggak sama ya dengan LGBT. Beda lah, jangan disamakan. Kita jangan terjebak
ya dengan penggiringan opini bahwa banci-banci dan bencong-bencong itu LGBT.
Sebab
nggak semua banci itu LGBT. Banci itu mental. Wujudnya macam cowok yang nggak
segan memukul cewek, itu banci. Cowok yang menghamili ceweknya terus ngabur,
hilang entah kemana, itu banci. Suami yang biarin istrinya cari duit, terus
dianya tidur, itu juga banci.
Banci
itu bisa betina bisa jantan. Ya kalo salah terus nggak berani mengakui
kesalahannya. Itu juga banci. Lari dari tanggung jawab lebih tepatnya.
Intinya,
apa pun itu, menolak LGBT bukan berarti membenci mereka. Tetap berlaku adil dan
memanusiakan manusianya saja. Artinya, bukan berarti aku permisif dan
melumrahkan LGBT. Apalagi tentang yang mereka lakukan. Ooooooh no way!
Sebagai
guru yang punya anak murid, sampai kapan pun aku tetap menolak demi masa depan
generasi. Apa lagi coba yang dicari? Ditungguin sampe kiamat kubro pun sperma
itu gak akan pernah sudi membuahi mulut apalagi bokong.
Sebab,
Allah itu menciptakan Adam dan Hawa. Bukan yang dicipta pertama itu, Adam &
Talkiban yang sejantan dan berpedang. Juga, bukan Hawa & Warnyem dicipta
pertama yang kerang berbulu dan kijing kali.
***
Posting Komentar
Posting Komentar