Lagu
"Aneh Tapi Nyata" yang dilantunkan dan diciptakan oleh Yoyo Suwaryo
di recycling oleh Cipto, seniman kawakan suami dari Sri Avista. Dalam syair
gubahannya, ia mengkritisi perilaku pamong dan pejabat.
Aspal doyan
Semen doyan
Raskin doyan
wis ora perduli ning rakyate bli ngurusi
asal bisa sugih najan oli korupsi.
Dalam
sastra Dermayu, baik lewat tembang tarling maupun bentuk wangsalan dan
bebasan-paribasan, bisa jadi akan menjadi sebuah ideologi yang menjadi
pembenaran sesaat.
Misalnya,
paribasa "bur gagak kari
tunggak" (terbang burung gagak, hanya tinggal tonggak-tonggak bekas
pohon yang ditebang). Pengertiannya, akan tetapi hari esok, akibat moral yang
terpuruk akan ditanggung anak-cucu kita.
Demikian
juga paribasa itu sebagai perilaku seseorang yang di satu sisi bekerja, tetapi
di sisi lain korupsi, berkorelasi sebagai "ana tindak tan tinanduk" (bekerja tak pakai aturan).
Peringatan jangan korupsi, bahkan secara tegas dikatakan sebagai "aja mangan barang menteh"(jangan
makan barang yang mentah).
***