Opini
Rukun Iman ke-7
Semakin luas ilmu seseorang semakin kecil peluang dalam menyalah-nyalahkan keyakinan, amaliah, dan perilaku orang.
Oh ya, foto dan tulisan nggak nyambung. Foto narsis sekali, sedangkan tulisannya menggurui sekali. Itulah medsos, ajang unjuk diri. Sebab, fitrahnya manusia ingin menonjol dari sesamanya.
Yang punya harta, maka ditunjukkanlah hartanya. Yang punya paras menawan, ditunjukkanlah kerupawanannya. Yang punya kepintaran, ditunjukkanlah wawasannya. Yang punya pasangan, ditunjukkan pula pasangannya. Begitulah manusia!
Bahkan, yang aneh hingga punya aib pun ditunjukkan. Hheheheee. Lalu, konklusinya apa? Cuma satu, jangan jadikan internet dan produk turunannya menjadi rukun iman yang ketujuh, beriman kepada internet. Percaya dengan info dari internet itu, 50% aja ya!
***
Foto/pojoksatu.id
Kalo ada seseorang dalam perkataannya hanya menyalah-nyalahkan pihak lain, membid'ah-bid'ahkan pihak lain, menyesat-nyesatkan dan mengkafir-kafirkan pihak lain, itu tanda orang kurang ilmu, kurang wawasan dan tak mau belajar.
Khalifah Umar pernah berkata : "ada 3 kategori hasil menuntut ilmu, yakni sombong, bingung, dan tidak tahu".
Sombong, biasanya baru belajar, khasanah ilmunya masih terbatas dan biasanya suka pamer ilmu. Akibatnya membanggakan dan membenarkan pendapatnya sendiri dan menyalahkan yang lainnya.
Bingung, karena banyak belajar dan banyak pengetahuan. Belum bisa mengambil sikap atas kebenaran pengetahuan yang diperolehnya.
Tidak tahu, merupakan orang yang banyak belajar dan telah luas ilmunya. Sikapnya semakin bijak, karena kebenaran pengetahuan hanya milik Allah. Kebenaran yang dimiliki hanya untuk dirinya tanpa menyalahkan pendapat yang berbeda dari dirinya. Dan selalu bersandar kalimat Allahu 'alam.
Imam Malik berkata bahwa semakin berilmu diri seseorang maka dia semakin berkata tidak tahu. Tahulah aku bahwa semakin aku tahu, maka aku semakin tidak tahu. Wallahu A'lam bis showab.
**
Khalifah Umar pernah berkata : "ada 3 kategori hasil menuntut ilmu, yakni sombong, bingung, dan tidak tahu".
Sombong, biasanya baru belajar, khasanah ilmunya masih terbatas dan biasanya suka pamer ilmu. Akibatnya membanggakan dan membenarkan pendapatnya sendiri dan menyalahkan yang lainnya.
Bingung, karena banyak belajar dan banyak pengetahuan. Belum bisa mengambil sikap atas kebenaran pengetahuan yang diperolehnya.
Tidak tahu, merupakan orang yang banyak belajar dan telah luas ilmunya. Sikapnya semakin bijak, karena kebenaran pengetahuan hanya milik Allah. Kebenaran yang dimiliki hanya untuk dirinya tanpa menyalahkan pendapat yang berbeda dari dirinya. Dan selalu bersandar kalimat Allahu 'alam.
Imam Malik berkata bahwa semakin berilmu diri seseorang maka dia semakin berkata tidak tahu. Tahulah aku bahwa semakin aku tahu, maka aku semakin tidak tahu. Wallahu A'lam bis showab.
**
Oh ya, foto dan tulisan nggak nyambung. Foto narsis sekali, sedangkan tulisannya menggurui sekali. Itulah medsos, ajang unjuk diri. Sebab, fitrahnya manusia ingin menonjol dari sesamanya.
Yang punya harta, maka ditunjukkanlah hartanya. Yang punya paras menawan, ditunjukkanlah kerupawanannya. Yang punya kepintaran, ditunjukkanlah wawasannya. Yang punya pasangan, ditunjukkan pula pasangannya. Begitulah manusia!
Bahkan, yang aneh hingga punya aib pun ditunjukkan. Hheheheee. Lalu, konklusinya apa? Cuma satu, jangan jadikan internet dan produk turunannya menjadi rukun iman yang ketujuh, beriman kepada internet. Percaya dengan info dari internet itu, 50% aja ya!
***
Foto/pojoksatu.id
Via
Opini
Posting Komentar