Semakin luas
ilmu seseorang semakin kecil peluang dalam menyalah-nyalahkan keyakinan, amaliah,
dan perilaku orang. Kalo ada
seseorang dalam perkataannya hanya menyalah-nyalahkan pihak lain,
membid'ah-bid'ahkan pihak lain, menyesat-nyesatkan dan mengkafir-kafirkan pihak
lain, itu tanda orang kurang ilmu, kurang wawasan dan tak mau belajar.
Khalifah
Umar pernah berkata : "ada 3 kategori hasil menuntut ilmu, yakni sombong,
bingung, dan tidak tahu".
Sombong,
biasanya baru belajar, khasanah ilmunya masih terbatas dan biasanya suka pamer
ilmu. Akibatnya membanggakan dan membenarkan pendapatnya sendiri dan
menyalahkan yang lainnya.
Bingung,
karena banyak belajar dan banyak pengetahuan. Belum bisa mengambil sikap atas
kebenaran pengetahuan yang diperolehnya.
Tidak tahu,
merupakan orang yang banyak belajar dan telah luas ilmunya. Sikapnya semakin
bijak, karena kebenaran pengetahuan hanya milik Allah. Kebenaran yang dimiliki
hanya untuk dirinya tanpa menyalahkan pendapat yang berbeda dari dirinya. Dan
selalu bersandar kalimat Allahu 'alam.
Imam Malik
berkata bahwa semakin berilmu diri seseorang maka dia semakin berkata tidak
tahu. Tahulah aku bahwa semakin aku tahu, maka aku semakin tidak tahu. Wallahu
A'lam bis showab.
***
Oh ya, foto
dan tulisan nggak nyambung. Foto narsis sekali, sedangkan tulisannya menggurui
sekali. Itulah medsos, ajang unjuk diri. Sebab, fitrahnya manusia ingin
menonjol dari sesamanya.
Yang punya
harta, maka ditunjukkanlah hartanya. Yang punya paras menawan, ditunjukkanlah
kerupawanannya. Yang punya kepintaran, ditunjukkanlah wawasannya. Yang punya
pasangan, ditunjukkan pula pasangannya. Begitulah manusia!
Bahkan, yang
aneh hingga punya aib pun ditunjukkan. Hheheheee. Lalu, konklusinya apa? Cuma satu,
jangan jadikan internet dan produk turunannya menjadi rukun iman yang ketujuh,
beriman kepada internet. Percaya dengan info dari internet itu, 50% aja ya!
***
[Foto/pojoksatu.id]
Posting Komentar
Posting Komentar