![]() |
Poster/Limited Runs |
Sejak kecil sudah jatuh cinta dengan film
samurai. Kesempatan bermain dengan teman saya jadikan prioritas nomor dua. Hanya
mau “dolan” setelah kartun Samurai X selesai. Betul-betul terpikat dengan
amanat ceritanya. Dari pembunuh berdarah, terus 360 derajat berubah ingin
menyelamatkan nyawa manusia. Bisa mengaduk emosi saya waktu itu yang usia SD. Gila,
ide ceritanya humanis sekali. Mirip cerita Muhammad yang menghilangkan
perbudakan di Jazirah Arab pada abad VII.
Atas dasar motivasi tersebut, saya selalu
lapar dengan film-film tema samurai. Dari belasan film samurai yang ditonton,
pertama kali saya mau ulas “Yojimbo” dulu. Kisah ini mengambil tesis tentang
konflik di sebuah desa Jepang pada tahun 1860. Trah Seibei, pemilik rumah
bordil dan Ushitora, pengusaha sake. Kedua kelompok ini saling berperang untuk
memperebutkan hegemoni.
Tiada hari tanpa perang. Seibei dan Ushitora
menyewa centeng-centeng pilih tanding agar mereka bisa merebut kekuasaan di
desa tersebut. Desa jadi sepi, hanya satu yang diuntungkan dari situasi
demikian, itu tukang peti. Semakin banyak yang mati, semakin banjir pesanan.
Lalu, keadaan desa berubah setelah kedatangan Sanjuro, seorang ronin—samurai tak
bertuan.
Ketika Sanjuro mempertunjukan kelihaiannya
bermain pedang, satu sabetan nyawa melayang. Seibei dan Ushitora terkesima,
mereka pun menawarkan uang banyak agar Sanjuro mau berada di pihaknya. Bukannya
memilih salah satunya, Sanjuro malah menjebak keduanya agar saling membunuh.
Warga desa pada mulanya tidak mendukung siasat Sanjuro. Setelah tahu maksud
Sanjuro ingin membebaskan desa dari prahara. Maka, dukungan pun mulai berbalik
padanya.
Untuk memuluskan tujuan tersebut, aral
rintangan datang dari Unosuke yang punya beceng—revolver. Unosuke ini adalah
adik dari Seibei. Perjuangan Sanjuro makin berat. Bukan saja ia harus selamat dari perselisihan kedua
kubu, juga harus menemukan cara menghadapi senjata Unosuke.
Bagaimana akhir ceritanya, tonton aja deh!
Asli, seru banget. Saya kasih bintang 4.5 untuk film yang banyak disanjung kritikus film dunia ini.
***
jadi kepikat juga pengen baca...
BalasHapus